Corona Virus
Kantong Tipis Imbas Corona, Driver Online Bisnis 'Palugada'
Jakarta - Kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) berdampak pada jumlah pesanan antar-jemput driver ojek online (ojol) dan taksi online. Sepinya pesanan menekan pendapatan per hari para driver hingga 80%.
Salah satu driver taksi online yang beroperasi di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, yang berinisial MS (50) hanya memperoleh pendapatan Rp 20.000-Rp 30.000 per hari.
"Kalau dapat order 1-2 sekarang ini, Rp 20.000 saja sudah untung,"
Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia pun mencari pekerjaan sambilan, seperti berjualan berbagai produk yang sedang diincar masyarakat, misalnya hand sanitizer.
"Apa saja saya jalanin. Saya jualan istilahnya palugada, apa lu mau gue ada. Kemarin saya jualan hand sanitizer. Apa saja yang penting menghasilkan uang," jelas MS..
Selain MS, Maryono (50) yang juga berprofesi sebagai driver taksi online di wilayah Kabupaten Bekasi juga bernasib sama. Ia seringkali menghabiskan bahan bakar hanya untuk memutar suatu wilayah demi mencari pesanan, dan hasilnya kerap kali nihil.
"Tiga minggu sekarang ini, istilahnya buat belanja dapur saja sudah susahnya luar biasa. Kalau dapat satu pesanan dari sini ke Jakarta, untuk menunggu order selanjutnya walaupun sudah 3-4 jam nggak dapat. Akhirnya pulang, bensin habis dan kepotong dari aplikator 20%,"
Maryono sebenarnya membuka usaha laundry, namun pekerjaan sampingannya itu juga turut 'ditampar' corona.
"Tapi laundry juga pengaruhnya drastis. Sehari biasanya 6 orang mencuci. Sekarang paling hanya 2 orang, corona ini pengaruh besar, karena orang paling kalau laundry takut kecampur sama orang yang positif," urainya.
Post a Comment
0 Comments